Powered By Blogger

Jumat, 07 Januari 2011

PENENTU MUTU DAUN TEH

TEH
          TEH (Camellia sinensis) merupakan tumbuhan yang daunnya sering dimanfaatkan sebagai minuman penyegar yang menjadi favorit dikalangan umum. Pada umumnya ada dua jenis minuman teh yang saat ini telah beredar di masyarakat, yaitu teh hitam dan teh hijau. Teh hitam merupakan teh yang dalam proses pengolahannya melalui proses fermentasi sedangkan teh hijau diolah tanpa melalui proses fermentasi. Selain kedua teh tersebut terdapat beberapa produk olahan dari teh sendiri, seperti teh oolong, kukicha, dan masih banyak lagi. 
          Sebelum diolah menjadi minuman penyegar tentunya daun teh mengalami berbagai macam tahap pengolahan terlebih dahulu, diantaranya pelayuan daun teh, penggulungan, fermentasi (teh hitam), pengeringan, sortasi, pengecilan ukuran, dan penyimpanan. Adapun faktor-faktor yang menentukan mutu teh selain proses pengolahannya, antara lain letak (tinggi) kebun teh, sistem pemetikan, giliran (rotasi) pemetikan, dan sistem pemangkasan pada kebun teh tersebut.
           Letak (tinggi) kebun teh mempengaruhi kualitas dari daun teh itu sendiri, terutama dari kadar polifenol dan ukuran serat daun teh. Pertumbuhan teh di dataran rendah memiliki laju pertumbuhan yang lebih cepat daripada di dataran tinggi. hal ini berhubungan dengan kebutuhan tanaman akan air dan cuaca yang mempengaruhi. Pertumbuhan yang lebih cepat inilah yang menyebabkan ukuran serat daun pada teh yang ditanam di dataran rendah lebih panjang dari perkebunan dataran tinggi. Hal ini akan mengakibatkan terjadi ketidakkompakan pada sistem pemetikan serta rotasi pemetikanpun akan lebih cepat.
KEBUN TEH
          Sistem pemetikan mempengaruhi kandungan polifenol dan kafein dari daun teh. Semakin halus sistem pemetikan maka akan semakin tinggi pula kandungan polifenol dan kafein yang terdapat dalam petikan tersebut. Hali ini disebabkan karena kandungan polifenol daun teh terbesar terletak pada pucuk peko. Peko sendiri merupakan pucuk daun teh yang masih tergulung dan masih aktif bertumbuh. Secara umum terdapat tiga jenis petikan yang berlaku, yaitu petikan halus, sedang, dan kasar.  Makin halus sistem petikan maka akan semakin baik pula mutu teh yang dihasilkan. Petikan halus terdiri dari  peko dan satu helai daun muda, petikan sedang terdiri dari peko dan dua atau tiga helai daun muda, sedangkan petikan kasar terdiri dari peko dan tiga helai daun tua atau lebih.
          Pemetikan dalam jangka waktu yang singkat memang dalam periode pendek akan memberikan produksi pucuk dengan mutu yang baik, tetapi hal ini kurang ekonomis mengingat jumlah yang dapat dipetik hanya sedikit. Hal ini juga berefek samping terhadap semakin jarangnya jumlah daun dan tanaman menjadi rusak. Waktu pergiliran pemetikan ini dipengaruhi oleh musim, perbedaan letak (tinggi) kebun, dan sistem pemetikan yang dikehendaki. Pada musim hujan dan kebun teh terletak pada dataran rendah, pucuk tumbuh dengan sangat cepat yang mengakibatkan rotasi pemetikanpun akan dipercepat pula dan begitupula sebaliknya. Sedangkan apabila dikehendaki pemetikan dengan sistem halus, maka rotasi pemetikan dapat dipersingkat dan begitu sebaliknya.
          Untuk mencegah tanaman teh tumbuh terlalu tinggi maka dilakukan pemangkasan pada kebun teh. Adapun tujuan lain dari pemangkasan adalah memperbanyak jumlah ranting pada tanaman yang membentuk pucuk-pucuk baru, merawat tanaman sehingga fase vegetatifnya tetap, dan untuk membentuk tanaman sehingga seragam untuk seluruh kebun. Adapun beberapa jenis pemangkasan, yaitu pemangkasan induk, bentuk, produksi, pemangkasan dalam, dan lain sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar